Jumat, 23 November 2012
5 cm trailer!!
5 cm trailer has been released 5 days ago in youtube. Don't you know 5 cm movie? I''ve read the book! And it was sooooooooooo interesting <3 Pake bahasa indo aja kali ya-_- . Jadi 5 cm ini dalam bukunya menceritakan 5 sahabat yang masih awet selama 10 tahun. Waw?! can you imagine it? Diantaranya ialah Arial, Riani, Zafran, Ian dan Genta. Cerita 5 sahabat ini sungguh memukau banget di bukunya. Bukan hanya persahabatan, namun cinta , mimpi, keyakinan, cita - cita ada di buku ini :)
Jumat, 16 November 2012
925
I see that you should be confused of what just i made for that tittle :p 925? i hope you understand what just i mean. I didn't believe that we all together -long time ago- and slowly it became more lonely. It all began from our separation to separate in the different class. We seldom get together again, go to the mall, sing a song together, watching movie, and laugh as loud as we can :'D . That's not memories, it's still! but i think so hard for us to take the time. When i and B can, you certainly can't. it's goes round and round until we didn't have a met at once.
I MISS YOU ALL
I never want to see this pic in the future :")
I MISS YOU ALL
I never want to see this pic in the future :")
Perempuan dan Cinta
Apa iya seorang wanita harus - selamanya - berada di bawah pria? Apa iya seorang wanita harus menjadi tokoh pembantu yang - selalu - ditindas oleh pria?
Ini bukan lagi zaman orde lama yang masih menerapkan itu. Tapi, dalam kehidupan sehari - hari terkadang persepsi itu muncul dengan gaibnya. Persepsi itu tidak menampakkannya secara langsung, namun melalui hati, melalui perasaan.
Dan Ia merasakannya.
Aku tak ingin menyebutkan "Ia" siapa, anggap saja ini sebuah kisah yang ku karang, namun aku yakin pada segelintir pasangan yang berada di dunia ini pasti memiliki hal yang sama dengan "Ia" yang ku maksud. Ia menyebut ini karma. Aku tak tahu ini benar atau tidak, tapi kini yang Ia rasakan seperti itu.
Karma melanda jiwanya.
Rasa cuek? Apa iya dicuekin itu enak? Memanggil namun tak direspons sama sekali oleh yang dipanggil, terlebih yang dipanggil ialah seseorang yang sangat spesial baginya. Kekasih.Ya, kekasih. Aku juga tak mengerti jalan pemikirannya, ini terlewat dungu bisa jadi. Dulu, memang Ia pernah berbuat seperti ini pada 'mantan' kekasihnya. Dan hal ini seakan menjadi upah baginya karena telah melakukan itu dulu. Menyesal bisa jadi, tapi apa yang perlu disesali lagi? bukankah ini semua sudah terjadi? Tapi, untuk yang satu ini.. Secuek-cueknya Ia dulu ia tidak pernah sampai cuek seperti ini. Dan seseorang yang paling spesial di hatinya, seseorang yang Ia tunggu untuk masa depannya, seseorang yang tak henti - hentinya ia rindukan setiap helaan nafasnya, melakukannya. Yang dulunya 2 manusia bersatu untuk menyimpan cinta, meredam egoisme, menahan beban. Namun sekarang, semua itu terlihat berbeda. Itu seakan 'memori' bagi masa lalunya yang patut untuk dikenang. Ucapan kasih sayang darinya, belaian halus dari jemari - jemarinya. Ia rindu akan semua hal itu! Namun siapa bilang Ia tidak bisa mengulangi hal - hal roman seperti itu lagi? ia masih dalam satu ikatan pacaran. Tidak ada yang melaranginya. Juga tidak ada yang bermaksud ingin mengganggunya. Kini dia terlihat berbeda, dia tidak lagi seperti yang dulu. Cuek, Arogan, Less-care, Mementingkan diri sendiri seakan dunia ini menjadi miliknya sendiri. Tak ada lagi waktu luang yang tersisa untuk Ia bersama dengannya. Ia tak mengerti perasaannya sekarang. Apakah masih? atau tidak? Untuk Ia sendiri, masih cinta. Namun terkadang, sesaat masalah - masalah itu muncul kembali rasa enggan untuk bersama juga bersamaan hadir dengan masalah - masalah itu.
Ia sulit untuk melepas cinta.
Mempertahankan sebuah hubungan itu tidak dapat dikatakan susah ataupun mudah, hal itu relatif tergantung siapa yang memeraninya. Derajat seorang pria dan wanita disini haruslah seimbang, dimana tidak ada yang menjadi pihak adikuasa. Saling merindukan, bukan hanya dirindukan ataupun merindu. Ada banyak yang ingin kuceritakan tentangnya. Ia dan kekasihnya merupakan salah satu dari sekian pasangan yang tidak ingin mengumbar kemesraan mereka di depan umum. Gaya mereka pacaran, sangatlah biasa. Tertutup, seperti tidak saling kenal satu sama lain. Jika berpapasan? biasa saja. Ketika lewat bak angin yang hanya berhembus sebentar lalu menghilang tanpa bekas. Terkadang cuma sapaan sapaan singkat yang terlontar dari bibirnya. Apa susahnya memandang lebih lama? menyapa lebih panjang dan membuat sapaan itu menjadi obrolan? Apakah pita suaramu yang menahanmu untuk sedikit berbicara kepadanya? Jika iya seperti itu, hal kedua yang Ia benci olehmu ialah pita suaramu dari urutan pertama yakni sikapmu yang dingin terhadapnya. Ia benci akan kedua hal itu. Namun sesaat ia berfikir untuk melepas cintanya, kembali cepat ia merubah pola fikirnya, seolah - olah bayangan romantisme masa lalu mereka menyusup & mengisi sel - sel di ruang - ruang otaknya. Kembali niat itu diurungkan. Terkadang juga, sesaat ia mengalami perselisihan kecil. Dengan mudah seorang pria meluluhkan hati wanita hanya sekejap mata lamanya! Rasa amarah seketika menjadi redup hanya karena dibisikkan kata - kata cinta. Dan perasaan itu seakan membuat sosok wanita lebih bawah dibanding pria. Bukankah R.A Kartini sudah menerapkan emansipasi kepada kita? Menyamakan derajat kaum perempuan dan kaum laki - laki di seluruh pandangan semua makhluk di jagad raya ini. Perempuan yang lemah, tak berdaya, suka dipermainkan. Salah besar! Seorang pria tidak dapat bertahan tanpa adanya seorang perempuan di belakangnya, seorang perempuan yang dapat menyemangatinya, membuat ia berdiri tegak, membuat ia tidak mudah menangis.
NB : Maaf kalau kata - katanya rada nggak nyambung. Soalnya disini saya menceritakan tokoh "Ia" Jadi ya........ maklumin aja :)
Ini bukan lagi zaman orde lama yang masih menerapkan itu. Tapi, dalam kehidupan sehari - hari terkadang persepsi itu muncul dengan gaibnya. Persepsi itu tidak menampakkannya secara langsung, namun melalui hati, melalui perasaan.
Dan Ia merasakannya.
Aku tak ingin menyebutkan "Ia" siapa, anggap saja ini sebuah kisah yang ku karang, namun aku yakin pada segelintir pasangan yang berada di dunia ini pasti memiliki hal yang sama dengan "Ia" yang ku maksud. Ia menyebut ini karma. Aku tak tahu ini benar atau tidak, tapi kini yang Ia rasakan seperti itu.
Karma melanda jiwanya.
Rasa cuek? Apa iya dicuekin itu enak? Memanggil namun tak direspons sama sekali oleh yang dipanggil, terlebih yang dipanggil ialah seseorang yang sangat spesial baginya. Kekasih.Ya, kekasih. Aku juga tak mengerti jalan pemikirannya, ini terlewat dungu bisa jadi. Dulu, memang Ia pernah berbuat seperti ini pada 'mantan' kekasihnya. Dan hal ini seakan menjadi upah baginya karena telah melakukan itu dulu. Menyesal bisa jadi, tapi apa yang perlu disesali lagi? bukankah ini semua sudah terjadi? Tapi, untuk yang satu ini.. Secuek-cueknya Ia dulu ia tidak pernah sampai cuek seperti ini. Dan seseorang yang paling spesial di hatinya, seseorang yang Ia tunggu untuk masa depannya, seseorang yang tak henti - hentinya ia rindukan setiap helaan nafasnya, melakukannya. Yang dulunya 2 manusia bersatu untuk menyimpan cinta, meredam egoisme, menahan beban. Namun sekarang, semua itu terlihat berbeda. Itu seakan 'memori' bagi masa lalunya yang patut untuk dikenang. Ucapan kasih sayang darinya, belaian halus dari jemari - jemarinya. Ia rindu akan semua hal itu! Namun siapa bilang Ia tidak bisa mengulangi hal - hal roman seperti itu lagi? ia masih dalam satu ikatan pacaran. Tidak ada yang melaranginya. Juga tidak ada yang bermaksud ingin mengganggunya. Kini dia terlihat berbeda, dia tidak lagi seperti yang dulu. Cuek, Arogan, Less-care, Mementingkan diri sendiri seakan dunia ini menjadi miliknya sendiri. Tak ada lagi waktu luang yang tersisa untuk Ia bersama dengannya. Ia tak mengerti perasaannya sekarang. Apakah masih? atau tidak? Untuk Ia sendiri, masih cinta. Namun terkadang, sesaat masalah - masalah itu muncul kembali rasa enggan untuk bersama juga bersamaan hadir dengan masalah - masalah itu.
Ia sulit untuk melepas cinta.
Mempertahankan sebuah hubungan itu tidak dapat dikatakan susah ataupun mudah, hal itu relatif tergantung siapa yang memeraninya. Derajat seorang pria dan wanita disini haruslah seimbang, dimana tidak ada yang menjadi pihak adikuasa. Saling merindukan, bukan hanya dirindukan ataupun merindu. Ada banyak yang ingin kuceritakan tentangnya. Ia dan kekasihnya merupakan salah satu dari sekian pasangan yang tidak ingin mengumbar kemesraan mereka di depan umum. Gaya mereka pacaran, sangatlah biasa. Tertutup, seperti tidak saling kenal satu sama lain. Jika berpapasan? biasa saja. Ketika lewat bak angin yang hanya berhembus sebentar lalu menghilang tanpa bekas. Terkadang cuma sapaan sapaan singkat yang terlontar dari bibirnya. Apa susahnya memandang lebih lama? menyapa lebih panjang dan membuat sapaan itu menjadi obrolan? Apakah pita suaramu yang menahanmu untuk sedikit berbicara kepadanya? Jika iya seperti itu, hal kedua yang Ia benci olehmu ialah pita suaramu dari urutan pertama yakni sikapmu yang dingin terhadapnya. Ia benci akan kedua hal itu. Namun sesaat ia berfikir untuk melepas cintanya, kembali cepat ia merubah pola fikirnya, seolah - olah bayangan romantisme masa lalu mereka menyusup & mengisi sel - sel di ruang - ruang otaknya. Kembali niat itu diurungkan. Terkadang juga, sesaat ia mengalami perselisihan kecil. Dengan mudah seorang pria meluluhkan hati wanita hanya sekejap mata lamanya! Rasa amarah seketika menjadi redup hanya karena dibisikkan kata - kata cinta. Dan perasaan itu seakan membuat sosok wanita lebih bawah dibanding pria. Bukankah R.A Kartini sudah menerapkan emansipasi kepada kita? Menyamakan derajat kaum perempuan dan kaum laki - laki di seluruh pandangan semua makhluk di jagad raya ini. Perempuan yang lemah, tak berdaya, suka dipermainkan. Salah besar! Seorang pria tidak dapat bertahan tanpa adanya seorang perempuan di belakangnya, seorang perempuan yang dapat menyemangatinya, membuat ia berdiri tegak, membuat ia tidak mudah menangis.
NB : Maaf kalau kata - katanya rada nggak nyambung. Soalnya disini saya menceritakan tokoh "Ia" Jadi ya........ maklumin aja :)
Langganan:
Postingan (Atom)